asuhan keperawatan
Minggu, 15 Januari 2012
ASKEP SCABIES
Devenisi
Menurut Handoko (2007), scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penyakit ini dikenal juga dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
a. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
b. Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
c. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies.
Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
d. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
e. Skabies Norwegia.
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.
f. Skabies pada bayi dan anak.
Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000).
g. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. (Harahap. M, 2000).
- Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
- Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruhanggota eluarga.
- Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
- Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.
Jenis obat topical :
- Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi.
- Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
- Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
- Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiscabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian teraKriteria Evaluasiir.
- Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
- Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.
Biodata
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggungjawab
Riwyat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah masuk RS karena alergi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis.
Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.
b. Pola aktivitas latihan
Aktivitas latihan selama sakit :
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
c. Pola istirahat tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.
d. Pola nutrisi metabolik
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
e. Pola eliminasi
Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, warna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.
f. Pola kognitif perceptual
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal.
g. Pola peran hubungan
j. Pola seksual reproduksi
Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.
k. Pola koping
Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja.
Kehilangan atau perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Takut terhadap kekerasan : tidak
Pandangan terhadap masa depan
Klien optimis untuk sembuh
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam, diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan Kriteria Evaluasi:
- Nyeri terkontrol
- Gatal mulai hilang
- Puss hilang
- Kulit tidak memerah
Intervesi:
- Kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi
- Berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
- Kolaborasi pemberian antibiotika
Diagnosa 2
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan tidur klien tidak terganggu dengan Kriteria Evaluasi :
- Mata klien tidak bengkak lagi
- Klien tidak sering terbangun dimalam hari
Intervensi:
- Berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
- Catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
- Berikan lingkungan yang nyaman dan kurangi kebisingan
- Berikan minum hangat (susu) jika perlu
- Berikan musik klasik sebagai pengantar tidur
Diagnosa 3
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri dengan Kriteria Evaluasi :
- Mengungkapkan penerimaan atas penyakit yang di alaminya
- Mengakui dan memantapkan kembali sistem dukungan yang ada
- Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, pandangan dirinya
- Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan kesehatan
Diagnosa 4
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan klien tidak cemas lagi dengan Kriteria Evaluasi :
- Klien tidak resah
- Klien tampak tenang dan mampu menerima kenyaataan
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Postur tubuh ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
- Identifikasi kecemasan
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi ketakutan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
- Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis
Diagnosa 5
Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi dengan Kriteria Evaluasi :
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
- Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan dan penatalaksanaannya
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung bila perlu
- Instruksikan pada pengunjung untk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah meninggalkan pasien
- Pertahankan lingkngan aseptic selama pemasangan alat
- Berikan perawatan kulit pada area epidema
- Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas
- Inspeksi kondisi luka
- Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Ajarkan cara menghindari infeksi
Diagnosa 6
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan elama 3 × 24 jam diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal, dengan Kriteria Evaluasi :
- Integritas kulit yang bak dapat dipetahankan (sensasi, elastisitas, temperatur)
- Tidak ada luka atau lesi pada kulit
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami
- Perfusi jaringan baik
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun
2. Memberikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingkungan yang kurang menyenangkan
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik dan antibiotika
- nyeri terkontrol
- gatal mulai hilang
- puss hilang
- kulit tidak memerah
Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Harahap. M, 2000. Ilmu penyakit kulit. Hipokrates. Jakarta.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Devenisi
Menurut Handoko (2007), scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penyakit ini dikenal juga dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Klasifikasi Scabies
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain (Sungkar, S, 1995):a. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
b. Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
c. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies.
Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
d. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
e. Skabies Norwegia.
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.
f. Skabies pada bayi dan anak.
Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000).
g. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. (Harahap. M, 2000).
Etiologi Scabies
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.Manifestasi Klinis Skabies
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :- Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
- Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruhanggota eluarga.
- Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
- Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.
Patofisiologi Scabies
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.Penatalaksanaan Scabies
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.Jenis obat topical :
- Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi.
- Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
- Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
- Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiscabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian teraKriteria Evaluasiir.
- Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
- Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.
Konsep Dasar Askep Scabies
Pengkajian KeperawatanBiodata
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggungjawab
Riwyat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah masuk RS karena alergi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis.
Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.
b. Pola aktivitas latihan
Aktivitas latihan selama sakit :
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
c. Pola istirahat tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.
d. Pola nutrisi metabolik
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
e. Pola eliminasi
Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, warna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.
f. Pola kognitif perceptual
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal.
g. Pola peran hubungan
j. Pola seksual reproduksi
Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.
k. Pola koping
Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja.
Kehilangan atau perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Takut terhadap kekerasan : tidak
Pandangan terhadap masa depan
Klien optimis untuk sembuh
Diagnosa Keperawatan Pada Askep Scabies
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
Intervensi Keperawatan Pada Askep Scabies
Diagnosa 1Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam, diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan Kriteria Evaluasi:
- Nyeri terkontrol
- Gatal mulai hilang
- Puss hilang
- Kulit tidak memerah
Intervesi:
- Kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi
- Berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
- Kolaborasi pemberian antibiotika
Diagnosa 2
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan tidur klien tidak terganggu dengan Kriteria Evaluasi :
- Mata klien tidak bengkak lagi
- Klien tidak sering terbangun dimalam hari
Intervensi:
- Berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
- Catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
- Berikan lingkungan yang nyaman dan kurangi kebisingan
- Berikan minum hangat (susu) jika perlu
- Berikan musik klasik sebagai pengantar tidur
Diagnosa 3
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri dengan Kriteria Evaluasi :
- Mengungkapkan penerimaan atas penyakit yang di alaminya
- Mengakui dan memantapkan kembali sistem dukungan yang ada
- Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, pandangan dirinya
- Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan kesehatan
Diagnosa 4
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan klien tidak cemas lagi dengan Kriteria Evaluasi :
- Klien tidak resah
- Klien tampak tenang dan mampu menerima kenyaataan
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Postur tubuh ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
- Identifikasi kecemasan
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi ketakutan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
- Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis
Diagnosa 5
Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 × 24 jam diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi dengan Kriteria Evaluasi :
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
- Menunjukkan perilaku hidup sehat
- Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan dan penatalaksanaannya
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung bila perlu
- Instruksikan pada pengunjung untk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah meninggalkan pasien
- Pertahankan lingkngan aseptic selama pemasangan alat
- Berikan perawatan kulit pada area epidema
- Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas
- Inspeksi kondisi luka
- Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Ajarkan cara menghindari infeksi
Diagnosa 6
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan elama 3 × 24 jam diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal, dengan Kriteria Evaluasi :
- Integritas kulit yang bak dapat dipetahankan (sensasi, elastisitas, temperatur)
- Tidak ada luka atau lesi pada kulit
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami
- Perfusi jaringan baik
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun
Implementasi Keperawatan
1. Mengkaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi2. Memberikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingkungan yang kurang menyenangkan
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik dan antibiotika
Evaluasi Keperawatan
Masalah gangguan rasa nyaman nyeri dikatakan teratasi apabila :- nyeri terkontrol
- gatal mulai hilang
- puss hilang
- kulit tidak memerah
Daftar Pustaka
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Harahap. M, 2000. Ilmu penyakit kulit. Hipokrates. Jakarta.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT
1. Anatomi dan Fisiologi kulit
Kulit
merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis,
dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling
atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di
bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan
stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun
lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars
retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk
oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening.Selain lapisan-lapisan di atas, kulit
juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu
disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang
terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit
(glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah
kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan
kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan
kaki. ( www.kankerkulit.com diakses 23 desember 2010 ).
Kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan nya yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia.
Fungsi kulit :
· Sebagai proteksi. Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis dan mekanis.
· Sebagai
proteksi rangsangan kimia. Dapat terjadi karena sifat stratum kornium
yang impermiabel terhadap berbagaizat kimia dan air.
· Fungsi
absorsi. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan ,dan benda
padat tetapi larutan yang mudah menguap mudah di serap begitu juayang
larut dalam lemak.
· Fungsi kulit sebagai pengatur panas.
· Fungsi
ekskresi. Kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi
atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl dan amoniak.
· Fungsi
persepsi.kulit mengandung ujung – ujung syaraf sensorik di dermis dan
sub kutis respon terhadap rangsangan panas di perankan oleh dermis dan
subkutis, terhadap dingin di perankan oleh dermis perabaan diperan kan
oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan di perankan
oleh epidermis . ( syarifudin,2006 : 314 -316 ).
Kulit
terdiri atas dua lapisan epidermis dan dermis di bawah nya meskin
secara teknis bukan bagian kulit, hipodermis berada di bawah dermis.
Kulit melakukan berbagai fungsi :
· Perlindungan diberi oleh kulit dari invansi biologi, kerusakan kulit dan radiasi ultra violet
· Sensasi sentuhan rasa sakit dan panas di berikan oleh ujung syaraf
· Termoregulasi ( pengaturan suhu) di tunjang melalui berkeringat dan pengaturan aliran darah yang melewati kulit
· Metabolisme vitamin D ada di kulit
· Penyimpanan darah yang dapat di pindahkan kebagian tubuh yang lain ketika di perlukan terjadi di dalam kulit
· Eksresi/
pengeluaran garam dan sejumlah zat sisa ( amoniak dan urea) terjadi
dalam produksi keringat. ( Anatomi dan Fisiologi,Phillip E.Pack,Ph.D
:2007 hal 54 – 55).
2. Pengertian
Kanker
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkontrol sehingga bisa
mengganggu dan merusak sel-sel jaringan lain.
(www.nutritionist-to-be %23Patofisiologi - Sel Kanker.com di akses 23 desember 2010)
Kanker
kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000
kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 – 80% dari semua kanker
kulit nonmalenoma. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan
20% dari semua kanker kulit nonmalenoma, lebih bermakna karena
kemampuan metastasinya. Angka insidensi meningkat secara dramatis sejak
dekade terakhir ini. Walaupun lebih sering terjadi pada laki-laki, sejak
tahun-tahun terakhir perbedaan jenis kelamin ini menjadi kurang
menonjol. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073)
Kanker
kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel
kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan
mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas
beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan
jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah
karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma (KKNM). (www.kankerkulit.com diakses tanggal 23 desember 2010 ).
Melanoma
maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan
merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan
dengan pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling
sering menyerang individu berkulit terang dan berambut pirang atau
merah. Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran
tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis
bergantung pada ketebalan
breslow penetapan stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe
dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma sel basal atau ulkus rodens
merupakan kanker kulit yang paling sering penyakit ini umum nya terkalit
dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung bertahun –
tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar ( pekerja bangunan) atau
mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun
menyebabkan kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah
bermetatastis. Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker invasit yang
jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi
yang luas. ( eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 – 335).
Etiologi
Penyebab
karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa adalah multifactor,
dengan faktor lingkungan dan pejamu berperan penting. Factor pejamu
selain usia dan jenis kelamin adalah keturunan Celtic, warna kulit
terang, kecenderungan mudah terbakar sinar matahari, radiodermatitis,
luka bakar termal, serta jaringan parut dan ulkus kronik tertentu.
Beberapa penyakit herediter dikaitkan dengan kanker kulit (mis.
Xeroderma pigmentosum). Di antara penyebab lingkungan, pajanan sinar
matahari, terutama spectrum ultraviolet B (UV-B), tampaknya merupakan
factor yang paling bermakna. Banyak terdapat bukti yang menunjang peran
pajanan UV-B kronik pada kulit dalam pathogenesis kanker kulit.
Insidensi tumor ini meningkat seiring dengan penurunan garis lintang.
Sebagian besar tumor timbul di bagian tubuh yang terpajan matahari di
kepala dan leher dan lebih sering di sisi kiri di Amerika Serikat dan di
sisi kanan di Inggris, mungkin berkaitan dengan pajanan asimetrik
sewaktu mengendarai mobil. Insidensi yang lebih tinggi terjadi pada
individu yang bekerja di luar rumah. Seiring dengan semakijn menipisnya
lapisan ozon protektif, dapat diperkirakan akan terjadi peningkatan
insidensi kanker kulit. Di antara karsinogen kimia, arsen adalah yang
terpenting. Pajanan biasanya melalui obat atau air sumur. Kanker kulit
pada individu yang terkena mungkin dijumpai dengan atau tanpa tanda
arsenisme kronik di kulit. Pasien transplantasi yang mendapat terapi
imunosupresif kronik sangat rentan terhadap karsinoma sel skuamosa.
Frekuensi kanker kulit setara
dengan lama imunosupresif dan tingkat pajanan matahari. Papilomavirus
manusia (HPV) dan UV-B dapat berfungsi sebagai kokarsinogen. Kanker
kulit tidak jarang ditemukan pada pasien yang terinfeksi oleh HIV dan
mungkin lebih agresif dalam situasi ini (lihat bab. 279). Seiring dengan
meningkatnya harapan hidup pasien HIV, kanker kulit mungkin juga akan
semakin menjadi masalah. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073)
Penyebab
lain karsinoma basal adalah pengobatan radiologi sebelumnya
menyembuhkan penyakit kulit lain, kontak dengan arsen, dan gangguan
genetik yang jarang ( xeroderma, pigmentorsum dan sindrom karsinoma sel
basal nevoid). Sinar ultra violet panjang UVA yang di pancarkan oleh
alat yang membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari dan
juga merusak epidermis dan di anggap sebagai karsinogenik. Karsinoma sel
skuamosa secara khas muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari
dengan keratosis aktinik multifel. Sinar matahari merupakan faktor
etiologi utama sel skuamosa. Kebayakan
melanoma maligna timbul pada usia 40 – 70 tahun tetapi ada peningkata
usia 20 – 40 tahun. ( patofisiologi, Sylvia A.Price : 2006 hal 1456
-1458 ).
Karsinoma
sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel basal epidermis.
Terdapat beberapa tipe klinis karsinoma sel basal. Yang tersering adalah
karsinoma sel basal nodululseratif, yang berawal sebagai nodus kecil
berkilap seperti lilin, sering memperlihatkan pembuluh telangiektatik di
permukaannya. Ukuran nodus membesar perlahan dan mungkin mengalami
ulserasi di bagian tengahnya. Dapat ditemukan melanin dalam jumlah
bervariasi di dalam tumor. Karsinoma sel basal dengan penimbunan pigmen
dalam jumlah besar membentuk karsinoma sel basal pigmen. Walaupun secara
klinis tidak lebih agresif daripada varian nodululseratif, tumor ini
seperti dikira melanoma maligna. Karsinoma sel basal morfeaformis
(fibrosa) bermanifestasi sebagai plak soliter yang datar atau sedikit
cekung, berindurasi, dan keputihan atau kekuningan. Batas biasanya tidak
jelas. Dari varian karsinoma sel basal, varian ini adalah yang paling
agresif dan cenderung kambuh. Karsinoma sel basal superficial terdiri
dari satu atau beberapa plak eritematosa berskuamosa yang membesar
perlahan. Walaupun lebih sering ditemukan di badan dan ekstremitas,
kepala dan leher juga dapat terkena. Lesi dapat disangka dermatosis
meradang yang jinak, terutama eczema numularis dan psoriasis.
(Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073)
Karsinoma
sel skuamosa (KSS) kulit primer adalah neoplasma maligna dari sel
epidermis yang mengalami keratinisasi. Tidak seeprti karsinoma sel
basal, yang memiliki potensi metastasis yang sangat rendah. Karsinoma
sel skuamosa dapat bermetastasis dan tumbuh cepat. Gambar klinis
karsinoma sel skuamosa sangat bervariasi. Umumnya muncul sebagai nodus
bertukak atau erosi superficial di kulit atau bibir bawah, tetapi lesi
juga dapat berupa papula atau plak verukosa. Tidak seperti karsinoma sel
basal, jarang dijumpai telangiektasia di atasnya. Batas tumor mungkin
tidak jelas, dan dapat berupa terjadi fiksasi ke jaringan di bawahnya.
Karsinoma sel skuamosa kulit dapat muncul di bagian tubuh mana saja
tetapi biasanya terdapat di kulit yang mengalami kerusakan akibat
pajanan matahari.
Karsinoma
sel skuamosa memiliki beberapa bentuk pramaligna (keratosis aktinik,
keilitis aktinik, dan sebagian kornu kutaneum) dan bentuk in situ
(mis. Penyakit Bowen) yang terbatas di epidermis. Keratosis aktinik
(KA) dan keilitis adalah papula dan plak hiperkeratotik yang timbul di
daerah terpajan sinar matahari. Walaupun potensi mengalami degenerasi
maligna rendah risiko karsinoma sel skuamosa meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah lesi. Penyakit Bowen tampil sebagai plak eritematosa
berskuama yang terdapat di kulit yang terpajan matahari maupun yang
tertutup. Terdapat silang pendapat mengenai keterkaitan penyakit Bowen,
dengan keganasan alat dalam; namun, bukti-bukti terakhir mengisyaratkan
tidak adanya hubungan bermakna bila factor predisposisi lain (mis.
Arsen) tidak ada. Terapi lesi pramaligna dan lesi in situ mengurangi
risiko penyakit invasif. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2074)
3. Patofisiologi
( Dasar patologis penyakit, Robbins dan Cotran. Hlm 178 )
4. Tanda dan gejala
Benjolan
pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi
yang tidak sembuh - sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa
sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak.
(www.cancerhelps.com diakses 23 desember 2010 ).
Bagian
tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit
kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan
yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak
sembuh-sembuh. Informasi
ini sangat penting sekali bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang
kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran maupun bentuknya, Tahi
lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel
kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi
menghasilkan zat warna melanin.Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu
A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga
tidak rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke
area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu
ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar
dari 6 mm. (www. pengobatan-penyakit-kanker-kulit.com di akses 23 desember 2010).
karsinoma
sel basal biasanya terlihat seperti kecil, tumbuh lambat mengilap
benjolan merah muda atau merah. Kadang pembuluh darah kecil dapat
dilihat dalam tumor. Mereka biasanya muncul di wajah, kulit kepala,
telinga dan bahu. Jika tidak diobati, mereka cenderung sering berdarah.
Bentuk kanker kulit paling mematikan dan dengan perawatan yang tepat,
dapat sepenuhnya disembuhkan dalam waktu singkat. Karsinoma sel skuamosa
biasanya merah muda, menebal patch terkena sinar matahari, kulit. Jika
tidak diobati, ia cenderung menjadi berkerak, memborok atau perdarahan
dan dapat berkembang menjadi massa yang besar. Sel skuamosa kedua yang
paling umum kanker kulit, melainkan fatal tetapi tidak fatal seperti
melanoma. Sebagian besar melanoma adalah coklat hingga hitam tampak lesi
dengan perbatasan tidak teratur. Tanda-tanda yang mungkin menunjukkan
melanoma maligna termasuk perubahan diameter, bentuk, warna atau
ketinggian tahi lalat. Tanda-tanda lain adalah munculnya tahi lalat baru
pada batang selama masa dewasa, leher atau kepala atau nyeri, gatal,
inflamasi, ulserasi atau perdarahan di mol yang ada. ( www. Informasi
Gejala Kanker Kulit2.com di akses 23 desember 2010 ).
5. Pemeriksaan Diagnostik
Tes
seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinik dan indeks kecurigaan
kanker tertentu. Skan ( misalkan MRI,CT,galllium) dan ultrasound :
dilakukan untuk tujuan dignostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi
respon pada pengobatan. Biopsi (aspirasi, eksisi jarum, melubangi):
dilakukan untuk mendiagnosis banding dan menggambarkan pengobatan yang
dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit, organ, dan sebagai nya.
Contoh : sumsum tulang dilakukan pada penyakit mieloproliferatif untuk
mendiagnosis pada tumor solid untuk pentahapan. Penanda tumor ( zat yang
dihasilkan dan disekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam serum,
misalnya CEA, antigen spesifik prostat, alfa – feto protein, HGC,
kalsitonin. Dapat membantu dalam mendiagnosis tetapi bermanfaat sebagai
prognostik atau monitor terapeutik. Reseptor ekstrogen dan progesteron
adalah esai yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan
informasi tentang apakah atau bukan manipulasi hormonal akan teraupetik
pada kontrol penyakit metastatik. Tes kimia skrining: misal elektrolit (
natrium, kalium, kalsium); tes ginjal (BUN/Cr); tes hepar(
bilirubin,AST/SGOT alkalin fosfat, LDH). Tes tulang ( alkalin fosfat,
kalsium). JDL dengan diferensial dan trombosit : dapat menunjukan
anemia, perubahan pada SDM dan SDP; trombosit berkuarang atau meningkat.
Sinar x dada : menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
( dougues : hal 999).
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT
1. Pengkajiaan
· Aktivitas/ istirahat
Gejala
: kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan
tidur pada malam hari; adanya faktor – faktor yang mempengaruhi tidur
misal nya nyeri, ansietas, berkeringat malam. Keterbatasan partisipasi
dalam hobi, latiahan. Pekerjaan atau profesi dengan karsinogen
lingkungan, tingakat stres tinggi. ( doenges : hal 997 ).
· Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengaruh kerja.
Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah.
· Integritas ego
Gejala
: faktor stress ( keuangan, pekerjaan perubahan peran) dan cara
mengatasi stress ( misal merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/ spritual).
Masalah tentang perubahan dalam penampilan mis.,alopesia,lesi cacat,pembedahan.
Menyangkal
diagnosis,perasaan tidak berdaya,putus asa,tidak mampu,tidak
bermakna,rasa bersalah,kehilangan kontrol,depresi.
Tanda:menyangkal,menarik diri,marah. ( doenges : hal 997- 998)
· Eliminasi
Gejala:perubahan pada pola defekasi mis.,darah pada feses,nyeri pada defekasi.
Perubahan eliminasi urinarius mis.,nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,hematuria,sering berkemih.
Tanda:perubahan pada bising usus,distensi abdomen. ( doenges : hal 998)
· Makanan/Cairan:
Gejala:Kebiasaan diet buruk(mis.,rendah serat,tinggi lemak,aditifbahan pengawet).
Anoreksia,mual/muntah.Intoleransi
makanan. Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat,
kakaksia, berkurangnya massa otot .
Tanda: perubahan pada kelembapan/ tiurgor kulit; edema. ( doenges : hal 998)
· Neurosensorik
Gejala : pusing; sinkope ( doenges : hal 998)
· Nyeri / kenyamanan
Gejala
: tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidak nyamanan
ringan sampai nyeri berat ( di hubingkan dengan proses penyakit). (
doenges : hal 998)
· Pernafasan
Gejala : merokok ( tembakau, mariyuanandan hidup dengan seseorang perokok.). pemajananan asbes. ( doenges : hal 998)
· Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/ berlebihan.
Tanda : demam. Ruam kulit, ulserasi. ( doenges : hal 998)
· Seksualitas
Gejala
: masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasaan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun. Multigravida,
pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini. Herpes genital. (
doenges : hal 998)
· Interaksi Sosial
Gejala
: ketidakadekuatan/ kelemahan sistem pendukung. Riwayat perkawinan (
berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan). Masalah
tentang fungsi / tanggung jawab peran. ( doenges : hal 998 - 999).
2. Diagnosa keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (doenges : hal 1000)
2) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau radioterapi. ( dounges : hal 1003)
3) Nyeri akut berhubungan
berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan
saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan
saraf,inflamasi.). ( doenges : hal 1005)
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi ( doenges : hal 1006)
5) Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit. ( doenges : hal 1008)
6) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi. ( doenges : hal 1010)
7) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.(doenges : hal 1013)
8) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif. ( dounges : hal 1018)
3. Intervensi keperawatan
1). Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (doenges : hal 1000).
Intervensi :
Tinjau
ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan kanker.
Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah
kesimpulan pasien telah dicapai.
Rasional :
Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional :
Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep tentang dignosis.
Peratahan kan kontak sering dengan pasien.
Rasional :
Memberikan
keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak; berikan respek
penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.
Bantu
pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut
untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut.
Rasional :
Keterampilan
koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang
berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkin kan
individu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk meyakini bahwa
strategi kontrol/ koping tersedia.
Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Rasional :
Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan kemampuan koping.
2). Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau radioterapi. ( dounges : hal 1003)
Intervensi :
Diskusikan
dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan aktivitas kerja.
Rasional :
Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah.
Dorong
diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan pada
peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
Rasional :
Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.
Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan.
Rasional :
Meskipun
beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan efek kanker atau
efek samping terapi banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode
ini.
Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan kontak mata.
Rasional :
Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.
3). Nyeri akut berhubungan
berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan
saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan
saraf,inflamasi.). ( doenges : hal 1005)
Intervensi :
Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
Rasional :
Informasi
memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan
intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di
gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.
Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi. Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional :
Ketidak
nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit
terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/
agen yang digunakan.
Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan aktifitas hiburan misal musik dan televisi.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
Dorong
penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan teraupetik
.
Rasional :
Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan rasa kontrol.
Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional :
Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
4). Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi ( doenges : hal 1006)
Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi.
Rasional :
Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi.
Ukur
tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah
penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional :
Membantu
dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila berat
badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
Dorong
pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan
cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih
sedikit yang di bagi – bagi selama sehari.
Rasional :
Kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk
menghilangkan produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting
dalam mempertahan kan masukan kalori dan protein adekuat.
Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga/ teman
Rasional :
Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan masukan.
Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang sebelum makan.
Rasional :
Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
5). Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit. ( doenges : hal 1008)
Intervensi :
Pantau masukan dan keluaran dan berat jenis; masukan semua sumber keluran misal diare lukabasah. Hitung keseimbangan 24 jam.
Rasional:
Keseimbangan
cairan negatif terus menerus, menurunkan keluaran renal dan konsentrasi
urine menunjukan terjadi nya dehidrasi dan perlu nya peningkatan
penggantian cairan.
Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional :
Pengukuran yang sensitif terhadap fluktasi keseimbangan cairan.
Pantau
tanda vital. Evaluasi nadi perifer, pengisian kapiler. Kaji turgor
kulit dan kelembaban membran mukosa. Perhatikan keluhan haus.
Rasional :
Menunjukan keadekuatan volume sirkulasi. Indikator tidak langsung dari status hidrasi/ derajat kekurangan.
Dorong peningkatan masukan cairan 3000 ml/hari sesuai toleransi individu.
Rasional :
Membantu
memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan resiko efek samping yang
membahayakan diri misal sistisis hemoragi pada pasien yang mendapat
siklofosfamid.
6). Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi. ( doenges : hal 1010)
Intervensi :
Tingkatkan
prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi
pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai
indikasi.
Rasional :
Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf yangmengalami ISK.
Tekankan higene personal
Rasional :
Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
Patau suhu
Rasional :
Peningkatan
suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti
inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi,
proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi
memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera.
Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.
Rasional :
Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
7). Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.(doenges : hal 1013)
Kaji
kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan
kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya melaporkan
area terbuka pada pemberi perawatan.
Rasional :
Efek
kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area
radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi
lembab ( lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan
kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat
terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.
Madikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Rasional:
Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
Dorong pasien untuk menghinddari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
Rasional :
Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di izinkan dokter.
Rasional :
Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Rasional ;
Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
Hindari
menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area;
hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada
di kulit sebagai identifikasi area iradiasi.
Rasional :
Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.
8). Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif. ( dounges : hal 1018)
Intervensi :
Tinjau ulang dengan pasien/ orang terdekat pemahaman dignosa khusus, alternatif pengobatan, dan sifat harapan.
Rasional :
Memvalidasi
tngkat pemahamann saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar, dan
memberikan dasar pengetahuan di mana pasien membuat keputusan
berdasarkan informasi.
Tentukan
persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan kanker; tanyakan tentang
pengalaman pasien sendiri/ sebelum nya atau pengalaman orang lain yang
mempunyai ( atau pernah mempunyai ) kanker.
Rasional :
Membantu identifikasi ide, sikap, rasa takut, kesalahan konsepsi, dan kesenjangan pengetahuan tentang kanker.
Berikan
informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang nyata tetapi sensitif.
Jawaban pertanyaan secara khusus, tetapi tidak memaksakan dengan detil –
detil yang tidak penting.
Rasional :
Membantu
penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang di perlukan selama
waktu menyerap nya. Catatan kecepatan dan metode pemberian informasi
perlu di ubah agar menurunkan ansietas pasien dan meningkat nya
kemampuan untuk mengasimilasi informasi.
Tinjau ulang aturan pengobatan khusus dan penggunaan obat yang di jual bebas.
Rasional :
Meningkatkan kemampuan untuk mengatur perawatan diri dan menghindari dpotensial komplikasi, reaksi/ interaksi obat.
Langganan:
Postingan (Atom)